Siang hari Arif pergi bersama temannya ke perdesaan, saat
di tengah perjalanan ban mobil yang di naikin kempes! Botak pergi tanpa pamit dengan
teman - temannya karena ia kebelet. Saat Arif pipis, ia mendengar suara orang
minta tolong, Arif pun menghampiri orang tersebut dan Arif kaget.
"Ekh tuyul!" Kata Arif
"Kampret lu, datang - datang bilang gue tuyul"
Ungkap si Botak sambil mendorong kepala Arif.
"Lu ada masalah ya tak?"
"Botak? Tadi lu bilang tuyul, sekarang botak! Mau lu
apa sih?"
"Ups, mau di bantu gak nih?"
"Iya, iya."
Botak dan Arif pergi menuju ke mobil temannya, namun Arif
tertinggal oleh temannya. Karena Handphone tidak ada signal, Arif dan Botak pun
berjalan kaki mengikuti jalan. Mereka pun berbincang – bincang di perjalanan
“Oiya nama loe siapa tak?” Ungkap Arif, Botak hanya diam dan cuek tak ingin
berkata apa – apa, dan berjalan semakin cepat. Arif heran dengan dengan Botak
“Kenapa tu si Botak ya!?” Ungkap Arif
dengan bingung.
Arif mengejar Botak yang berlari sangat kencang “Botak,
Botak, Woi..” Ungkap Arif. Arif lari sangat kencang untuk mengejar Botak. Namun,
saat mengejar Botak, Arif tersandung dan terjatuh. Botak menoleh ke arah Arif
dan tertawa terbahak – bahak “Mampus loe, kualat kan loe?” Ungkap Botak dan
tertawa. Botak mendekati Arif, dan membantunya untuk berdiri. Saat Botak ingin
menolong, Arif menarik tangan Botak, hingga Botak terjatuh. “Sialan!” Ungkap
Botak.
Setelah lelah dengan perkelahian itu, merekapun damai, dan
melanjuti perjalanan bersama. “Eh, nama loe siapa?” Ungkap Arif
“Tio. Kalau loe?” Kata Tio
“Gue Arif, Emang loe mau kemana sih? Kok, sendirian di
hutan?”
“Gua ketinggalan teman gua, tadi gua kebelet banget.”
“Oh... Ya udah, yuk,
lanjut lagi.” Ungkap Arif dengan tersenyum.
Mobil pun lewat, saat mereka memanggil, mobil itu tidak
berhenti sedetik pun. Dan akhirnya meraka melanjutkan perjalanan dengan lelah.
Semakin lama semakin menanjak jalan yang di tempuh. “Rif, kita istirahat dulu
yuk!:” Ungkap Tio, dengan sangat lelah. “Ah, cemen loe! Cowok kok lemah!?”
Ungkap Arif dan tertawa terbahak – bahak. Tio kesal, dan menantang Arif untuk
lomba lari “Oke, gimana kalau kita lomba! Siapa yang duluan tiba di atas bukit
itu, dia adalah cowok sejati! Berani nggak loe?” Ungkap Tio. Arif tertawa dan
berkata “Ayo, siapa takut!”
Dan lomba pun di
mulai. Mereka berdua lari sangat kencang, dan di tengah perlombaan Arif mulai
kelelahan, semakin lama larinya semakin lambat. Akhirnya Tio pun tiba terlebih
dahulu di atas bukit itu, Tio sangat gembira dan tertawa “Cemen loe Rif, masa
itu aja udah kecapean!” Tio mendengar suara “Rif, loe dengar suara orang
nggak?” Ungkap Tio. Dan Arif menjawab “Iya! Kayak nya itu suara temen gue deh!”
Mereka pun menuju sumber suara itu. Namun, Arif tersandung,
dan mengenai Tio dan mereka terjatuh.
“Hati – hati dong! Bisa jalan nggak sih?” Ungkap Tio.
“Eh, biasa aja dong! Gue cabut tu bulu hidung loe!?” Kata
Arif.
Tio tertawa dan berkata “Nih, cabut kalo berani!” Arif
kegelian, dan melanjutkan perjalanan hingga Arif bertemu temannya.
Setelah bertemu teman, Arif, dan Tio menjadi akrab. Teman –
teman dan Arif pun pulang bersama Tio, Tio sudah tidak tau lagi dia lagi di
mana. Dia beruntung sekali bisa bertemu Arif, walaupun Arif selalu bikin kesal.
Namun, di balik semua itu Tio senang sekali bisa di antar pulang sama mereka.
0 comentários:
Posting Komentar