Sabtu, 02 Desember 2017

BOTAK KESASAR

Siang hari Arif pergi bersama temannya ke perdesaan, saat di tengah perjalanan ban mobil yang di naikin kempes! Botak pergi tanpa pamit dengan teman - temannya karena ia kebelet. Saat Arif pipis, ia mendengar suara orang minta tolong, Arif pun menghampiri orang tersebut dan Arif kaget.
"Ekh tuyul!" Kata Arif
"Kampret lu, datang - datang bilang gue tuyul" Ungkap si Botak sambil mendorong kepala Arif.
"Lu ada masalah ya tak?"
"Botak? Tadi lu bilang tuyul, sekarang botak! Mau lu apa sih?"
"Ups, mau di bantu gak nih?"
"Iya, iya."
Botak dan Arif pergi menuju ke mobil temannya, namun Arif tertinggal oleh temannya. Karena Handphone tidak ada signal, Arif dan Botak pun berjalan kaki mengikuti jalan. Mereka pun berbincang – bincang di perjalanan “Oiya nama loe siapa tak?” Ungkap Arif, Botak hanya diam dan cuek tak ingin berkata apa – apa, dan berjalan semakin cepat. Arif heran dengan dengan Botak “Kenapa tu si Botak ya!?”  Ungkap Arif dengan bingung.




Arif mengejar Botak yang berlari sangat kencang “Botak, Botak, Woi..” Ungkap Arif. Arif lari sangat kencang untuk mengejar Botak. Namun, saat mengejar Botak, Arif tersandung dan terjatuh. Botak menoleh ke arah Arif dan tertawa terbahak – bahak “Mampus loe, kualat kan loe?” Ungkap Botak dan tertawa. Botak mendekati Arif, dan membantunya untuk berdiri. Saat Botak ingin menolong, Arif menarik tangan Botak, hingga Botak terjatuh. “Sialan!” Ungkap Botak.

Setelah lelah dengan perkelahian itu, merekapun damai, dan melanjuti perjalanan bersama. “Eh, nama loe siapa?” Ungkap Arif
“Tio. Kalau loe?” Kata Tio
“Gue Arif, Emang loe mau kemana sih? Kok, sendirian di hutan?”
“Gua ketinggalan teman gua, tadi gua kebelet banget.”
“Oh... Ya udah, yuk,  lanjut lagi.” Ungkap Arif dengan tersenyum.

Mobil pun lewat, saat mereka memanggil, mobil itu tidak berhenti sedetik pun. Dan akhirnya meraka melanjutkan perjalanan dengan lelah. Semakin lama semakin menanjak jalan yang di tempuh. “Rif, kita istirahat dulu yuk!:” Ungkap Tio, dengan sangat lelah. “Ah, cemen loe! Cowok kok lemah!?” Ungkap Arif dan tertawa terbahak – bahak. Tio kesal, dan menantang Arif untuk lomba lari “Oke, gimana kalau kita lomba! Siapa yang duluan tiba di atas bukit itu, dia adalah cowok sejati! Berani nggak loe?” Ungkap Tio. Arif tertawa dan berkata “Ayo, siapa takut!”




Dan  lomba pun di mulai. Mereka berdua lari sangat kencang, dan di tengah perlombaan Arif mulai kelelahan, semakin lama larinya semakin lambat. Akhirnya Tio pun tiba terlebih dahulu di atas bukit itu, Tio sangat gembira dan tertawa “Cemen loe Rif, masa itu aja udah kecapean!” Tio mendengar suara “Rif, loe dengar suara orang nggak?” Ungkap Tio. Dan Arif menjawab “Iya! Kayak nya itu suara temen gue deh!”

Mereka pun menuju sumber suara itu. Namun, Arif tersandung, dan mengenai Tio dan mereka terjatuh.
“Hati – hati dong! Bisa jalan nggak sih?” Ungkap Tio.
“Eh, biasa aja dong! Gue cabut tu bulu hidung loe!?” Kata Arif.
Tio tertawa dan berkata “Nih, cabut kalo berani!” Arif kegelian, dan melanjutkan perjalanan hingga Arif bertemu temannya.


Setelah bertemu teman, Arif, dan Tio menjadi akrab. Teman – teman dan Arif pun pulang bersama Tio, Tio sudah tidak tau lagi dia lagi di mana. Dia beruntung sekali bisa bertemu Arif, walaupun Arif selalu bikin kesal. Namun, di balik semua itu Tio senang sekali bisa di antar pulang sama mereka.
This entry was posted in

0 comentários:

Posting Komentar