Kamis, 05 Januari 2017

PUTUS ASA


Anak muda bernama Rey, hidup dengan berlimpah kemewahan. Namun, semua itu menjadi abu, orang tua Rey tiba - tiba bangkrut, dan saat Rey pulang ke rumah, semuanya sudah tiada. "Baju ku mana? Barang koleksi ku mana? Mobil ku mana ma?" Ungkap Rey dengan panik, Mama hanya terdiam, bingung, takut harus mengatakan semuanya ke Rey. Tetapi, Mama harus mengungkapkan semuanya kepada Rey. Dengan rasa takut, Mama mengungkap kan kepada Rey "Kita, kita sudah gak punya apa - apa lagi Rey!" Rey marah, Rey bingung "Apa!?" Ungkap Rey dengan kasar.

Karena kesal, Rey pergi dari rumah, ia bingung harus gimana lagi. Rey berdiam diri di taman, sendiri. Teman Rey menghampiri Rey di taman itu. Tapi, dia hanya ingin menertawakan Rey, bukan untuk jadi penyemangat Rey "Eh Rey, Papa loe bangkrut ya? haha.. miskin dong!" Ungkap temannya. Tiba - tiba Rey mendorong temannya hingga terjatuh "Ini yang namanya teman? Ini yang ngakunya sahabat? Mending sekarang loe pergi!" Kata Rey dengan tegas.




Hari mulai gelap, Rey bingung mau kemana lagi, karena bingung, Rey memutuskan untuk pulang ke rumah. Setiba di rumah, Rey bertanya kepada Mama "Ma, Papa mana?" Ungkap Rey. Mama hanya diam dan pergi menjauh dari Rey. Rey mengelilingi rumah dengan panik, mengeluarkan air mata, kebingungan. Namun di setiap sudut rumah, tidak ada satu orang pun, termasuk pembantunya, Bik Mina. Rey pun semakin bingung "Kemana semua orang, apa gak ada yang sayang sama aku?" Ungkap Rey dalam hati. Rey lansung berlari ke kamar menemui Mama yang sedang di kamar "Ma, mana Papa? Mana Bik Mina? Jawab Ma." Ungkap Rey. Lagi - lagi Mama hanya diam, dan takut untuk menceritakannya kepada Rey, karena semua ini tidak bisa di sembunyikan lagi, dan harus di katakan, akhirnya Mama mengatakannya kepada Rey "Papa di penjara Rey." Dengan gugupnya Mama mengatakan itu. Rey tertawa "Mama bercanda ya? Pasti Papa masih di kantor." Kata Rey. Mama menangis dan berkata "Gak Rey, Papa beneran di penjara. Papa bangkrut! Dan di tuduh mengambil uang hak orang lain. Sedangkan Bik Mina, udah gak kerja di sini lagi Rey." Rey kaget, dan pergi ke luar rumah. Rey pergi dan berteriak "Bohong...!!!".




Di tengah malam, sendiri, Rey berdiam di tengah - tengah lapangan dengan berhembusnya angin yang sangat dingin. Di tengah kesunyian, Rey terbayang - bayang masa kecil nya bersama Papa dan Mama nya di lapangan itu. Namun, sejak dewasa Papa dan Mama nya hanya memikirkan kerjaan nya, dan selalu cuek terhadap Rey. Sehingga Rey menjadi anak yang keras kepala, suka menghaburkan kemewahan. Namun, di balik itu Rey hanya ingin kasih sayang ke dua orang tuanya. Pagi hari pun datang, Rey tertidur pulas di tengah lapangan itu, dan datang teman Rey yang bernama Via, Rey malu bertemu Via, akhirnya Rey pun pergi dari lapangan itu. "Rey" Teriakan Via. Tapi Rey terus berlari, dan tak ingin menoleh kearah Via.

Rey mulai lelah, haus, dan juga lapar, dompet pun terlihat kosong "Kenapa aku begini? Kenapa semua ini terjadi pada ku!?" Ungkap Rey dalam hati. Saat Rey berada tepat di depan rumah makan, sambil menahan rasa lapar. Pegawai rumah makan itu keluar menemui Rey "Dek, kamu lapar ya?" Ungkap pegawai rumah makan itu. Rey bahagia sekali, dan hanya bisa bilang "Makasih". Sehabis makan, Rey terbayang – bayang apa yang di lakukan dia terhadap temannya. “Kenapa aku begitu sombong. Kenapa aku begitu acuh saat teman ku meminta tolong. Ya Tuhan apakah yang telah aku perbuat?” Ungkap Rey dalam hati. Rey berlari dengan semangatnya, untuk menemui Mamanya. Setiba di rumah, Rey lansung memeluk Mama “Mama, love you ma!” Ungkap Rey.


Semuanya pun berubah, Rey awalnya suka pamer, sombong, dan cuek sama temannya. Sekarang menjadi anak yang ceria, baik, dan ingin berteman sama siapapun. Keadaan rumah sudah membaik, dan Papa Rey sudah keluar dari penjara. Keluarga itu pun menjadi keluarga yang bahagia, dan selalu menuangkang hari - hari dengan bersama. Canda dan tawa pun kembali seperti sewaktu kecil dulu.
This entry was posted in

2 komentar: