Selasa, 04 Oktober 2022

SEPANJANG MALAM

Sepanjang malam rasanya sangatlah melelahkan. 
Kenapa?

Isi kepala ku selalu terasa ramai
tetesan air matapun mengalir deras di pipiku.
Dada sesak dan overthingking yang gak bisa di kontrol.

Mungkin aku seperti ini karena aku merasa gak ada satupun orang yang memperdulikan aku, atau aku saja yang merasa sangat kesepian.

Merasa gak punya teman dan merasa di cuekin orang-orang.

Ingin bercerita, tetapi gak tau kepada siapa?!

MAMA

Hai, aku Jeri. Aku hanyalah anak sekolah yang tidak pernah betah di rumah karena aku selalu di omelin Mama. Hanya karena masalah sepele dan membuat aku merasa kecewa, kesal, dan sakit hati.

Setiap hari, setiap pulang sekolah, aku selalu di marahin Mama. Padahal aku tidak melakukan kesalahan apapun. Aku selalu berharap, suatu saat aku bisa ketawa bersama Mama, jalan bareng sama mama, dan aku ingin aku dan mama selalu bahagia.


Ya, memang tidak semudah itu. Karena hubungan ku dengan mama sangat tidak dekat dan sedang tidak membaik.
Rumit? Itu pasti.
Sakit? Apa lagi itu.
Sepanjang hari tiada nada selain ocehan dari mama. Aku jatuh, mama marah. Aku di ejek teman, mama marah. Aku sakit pun, mama marah. Semuanya salahku, semuanya dosaku. Terkadang aku berfikir, apakah hanya aku yang seperti ini, apakah hanya aku yang selalu di marah.

Aku ingin seperti anak yang lain, yang di beri perhatikan dan kasih sayang selayaknya aku sebagai anak.
This entry was posted in

Minggu, 19 April 2020

LABIRIN


Ketika aku kecil, aku sudah menemukan hal yang berbeda dari anak - anak pada umumnya yang ingin menjadi Dokter, Polisi, TNI, bahkan Guru. Sedangkan aku, ingin menjadi musisi pada waktu itu. Mencoba bertahun - tahun di jalan itu, tapi tak kunjung temu jalan keluar hingga aku berfikir untuk mencari jalan lain atau yang sering di sebut orang dengan banting stir sehingga aku meninggalkan musik.


Di labirin itu aku menemukan jalan baru, yaitu dunia peran. Dimana aku harus menjadi orang lain dan membuat orang terhibur dengan ekspresi. Awalnya aku tidak terlalu tertarik masuk ke dunia peran, karena aku selain suka musik, akupun suka menari, dan itu sudah pernah aku lakukan pada waktu tahun 2001 di saat perpisahan TK (taman kanak - kanak) umur 6 tahun.

Tetapi lama kelamaan saat aku mempelajari akting, akupun jadi menyukai dunia itu. Walaupun semuan orang bersandiwara, di depan layar dan juga di belakang layar, itu tak membuatku menyerah akan perjuangan itu. Yang ada aku semakin semangat dan membara bagaikan api, apa lagi dengan adanya orang - orang sekelilingku yang sangat asik untuk bisa di ajak berjuang bersama.


Tak lama sejak aku meninggalkan dunia itu. Aku berfikir untuk mempelajari dance dengan bakat yang terpendam sejak dini. Ternyata setelah mempelajarinya, jiwa ku semakin membara, semakin bersemangat. Tapi sayang, waktu yang ku punya hanya sedikit untuk melakukan itu. Sedih? iya. Marah? tentu tidak.

Semenjak hari itu, jiwa ku mulai padam, semangat ku mulai layu, hidup ku menjadi bimbang dan aku selalu berfikir tak ada jalan keluar di labirin yang sangat luas ini.

Akupun mulai mencari jalan lain, karena jalan sebelumnya buntu dan ambisiku untuk keluar tak akan padam. Hingga pada saat aku berjalan, aku menemukan jalan baru, yaitu sosial media. Awalnya aku bingun, gimana cara aku keluar melewati dan berjuang di sosial media, Instagram dan YouTube. Kebingungan berputar di kepalaku, karena aku tak tahu harus bagaimana, dan harus ngapain. Ngedit tak bisa, kontenpun tak ada di kepalaku

Walaupun hingga darah bertumpahan, perjuangan ini tak akan terhentikan. Walaupun keringat bercucuran, semangat ini tak akan pergi begitu saja.

Karena sudah masuk di dalam jalan itu, aku mempelajari dan melihat cara - cara editing di sosial media, dan mencoba berbagai konten untuk di posting.

Jenuhpun mulai terasa, bakatpun mulai terpendam. Di kepalaku selalu berputar dan bertanya - tanya "Kenapa kebahagiaan tak sama seperti jalan sebelumnya?". Karena aku tak menemukan kebahagiaan, akupun menghilang sejenak untuk tidak membuat konten.


Di saat akun hanya berjalan di lorong labirin aku melihat ke arah kamera yang hanya tergeletak dan cahayapun muncul dari ujung lorong. Dan di ujung itu, aku melakukan pemotretan, ngedit video, dan juga melakukan hal seperti design pamplet.

Tertekan? Jelas.
Bosan? Tentu.
Kok gak cari jalan lain? Terlanjur

Aku berusaha untuk tetap menjalani itu, karena aku belum menemukan jalan lain. Di belakang layar tak sama seperti halnya di depan layar, kebahagian itu jauh berbeda, kesenangan itu tak ku temui saat ini. Mungkin suatu saat aku akan menemukan jalan baru untuk kebahagiaan ku sendiri, bukan orang lain.


Jumat, 21 September 2018

PENGHIANAT! (Cerpen)


Jalan hidup tidak selalu bakal mulus, janji - janji tidak semua orang tepati. Tapi Bobi bukan lah seperti itu. Bobi hanyalah lelaki yang selalu menjaga omongan nya. Janji adalah janji, jadi harus di tepati. Kisah Bobi dan teman - teman nya mulai saat di bangku kuliah. Bobi , Zio, Nayla, Vina, dan yang lainnya, mempersiapkan peralatan untuk ndaki, yang di adakan kampus. Alat kemping, tenda, dan benda lainnya telah siap.

Keesokan hari nya, tepat jam 09.00 pagi, kami berkumpul terlebih dahulu di kampus untuk menghitung anggota dan mengecek barang mereka kembali.

Setelah itu Bobi, Zio, Nayla, Vina, dan yang lain, berangkat ndaki bukit yang sangat tinggi. Hari mulai gelap, tak ada satu pun cahaya untuk menerangi hutan. Saat ingin menyalakan senter, tiba - tiba senter mati, dan tidak bisa di nyalakan lagi. Kami pun mulai ketakutan, tapi Bobi sebagai pemimpin, harus tetap terlihat berani di depan mereka. "Ayo teman - teman, kita harus tetap berjalan. Gak usah panik, kita tetap harus tiba di atas tepat waktu." Kata Bobi. Teman - temannya mulai bersemangat, mereka pun melanjutkan perjalanan.


Di tengah - tengah kelamnya malam, Nayla mulai kelelahan. "Istirahat dulu yok! Capek banget nih." Ungkap Nayla yang sangat merasa kelelahan. Zio tidak mau dan membantah Nayla. "What? Istirahat? Perjalanan kita masih jauh!" Ungkap Zio dengan sangat kesal. Bobi mencoba untuk menenangkang mereka "Udahlah, istirahat sebentar apa salahnya!" Ungkap Bobi. Zio menunjuk Bobi dan berkata "You sama perempuan baik banget, sama i, you cuek. Oke, no problem, i jalan sendiri. ada yang mau ikut?" 

Mereka pun berpisah, Zio dan yang lainnya berjalan menuju puncak bukit. Sedangkan Bobi, Nayla, Vina, beristirahat terlebih dahulu. Zio bingung harus kemana, dia terus berjalan bersama temannya, di tengah perjalanan, dia jatuh ke jurang, karena di dorong temannya yang bernama Dodi. Zio berteriak terus - menerus meminta tolong, Dodi dan teman lainnya yang bersama Zio tidak ingin menolong Zio, mereka hanya tertawa terbahak - bahak. Zio terus berteriak, dan akhirnya Bobi, Nayla, Vina mendengarnya.
 
Bobi, Nayla, Vina, menuju sumber suara, di lokasi Zio terjatuh. Setiba di lokasi, Bobi menolong Zio, tapi Zio tidak ingin di tolong Bobi. "Masih untung mau di tolong. Dasar bego!" Ungkap Vina dengan judes. Nayla mencoba untuk menenangkan "Udah ah, dia kan teman kita." Dan Bobi menolong Zio, dan Zio tidak ada sedikitpun kata yang di ungkap kan nya. Zio lansung berkegas pergi mencari Dodi.
Setelah Zio menemukan Dodi, Zio lansung menghajar Dodi. Teman - teman Dodi hanya menyaksikan, dan memberi semangat untuk Dodi. Bobi datang dan lansung memisahkan mereka. Namun, saat Bobi memisahkan mereka, Bobi terkena pukulan dari Zio, dan mereka pun baru berhenti berkelahi.

Nayla tidak sanggup lagi menahan emosi, dan dia bekata dengan tegas “Puas kalian? Sekarang kalian maunya apa? Kalian tau nggak tujuan kita di sini apa? Apa kalian lupa?” Mereka semua terdiam dan menundukan kepala, karena mereka tidak menyangka kalau Nayla bisa semarah itu.Vina tertawa terbahak – bahak, dan semua heran kenapa Vina tertawa. “Hebat, hebat, Di tengah hutan, dan gak ada cahaya satu pun, kalian masih bisa bersama.” Bobi heran, dan bertanya “Maksudnya?” Vina kembali tertawa dan bertepuk tangan “Kalian ingat senter kalian mati? Itu karena gua yang mengganti baterai nya! Semua itu gua lakukan karena gua benci kalian! Kalian hanya mementingkan diri sendiri, kalian nggak ada yang peduli sama gua!” Ungkap Vina. Zio heran dan berkata “What?” Perdebatan pun terus berlanjut, lalu Vina meninggalkan mereka dan berkata “Bye, siap – siap kalian jadi santapan hewa buas.” Suara srigala pun mulai terdengar, dan semuanya mulai panik ketakutan. Teriakan Vina terdengar sangat kencang, lalu Bobi dan yang lainnya menuju suara itu, tapi Zio tidak mau menolong penghianat itu. Karena ketakutan, Zio pun mengikuti Bobi untuk menolong Vina.Saat Bobi dan yang lainnya tiba di lokasi, Vina lansung memeluk Bobi dan Vina terlihat sangat ketakutan. Lalu Vina meminta maaf dengan berlimpah air mata. Vina sangat menyesal atas semua yang di lakukannya, dan dia sadar teman – temannya sangat peduli sama dia.
This entry was posted in

Kamis, 13 September 2018

SAMPAH MASYARAKAT!

Terkadang aku heran dengan apa yang ku lakukan. Hari - hari selalu aja begitu. Tak ada yang istimewa gitu! Setiap di kamar, selalu saja merenung. Kapan bisa begini, kapan bisa begitu. Selalu hanya mimpi. Ya! Pastinya orang tua ku gak mendukungku, apalagi teman - teman ku. Itu hanya mimpi! Di saat kita butuh, dia nya pergi. Di saat dia butuh? Maksa banget minta di tolongin. Teman begitu namanya apa sih? Anjing?

Loe Anjing!

Anjing kan gitu bos! kita lempar tulang, dia tangkap. Dan kalau gak ada tulang, pasti dia pergi cari makanan. Haha... Serem gak cuy? Ya iyalah... apalagi yang buas. Wadaw ganas cuy.

Oke, lupain si Anjing itu. Sekarang aku mau ngmongi orang - orang yang di namakan sekelompok orang yang tak punya otak. Apa tu? Haters dong, si manusia bangke itu. Kenapa dengan HATERS bang? Gini loh, belakangan ini aku seringa banget di hujat si bangke itu. Post video Rap di hujat, Dance di hujat, Nyanyi juga di hujat. Mau mereka apa coba? Follow juga kagak, tapi menghujat semaunya di instagram, kalau gue jahat mah udah gua cari tu orang. Tapi sayangnya aku itu orangnya buaik buanget loh! wkwkwk... Kalau si haters itu, macam lalat yang menggrumbuli sampah! Haha..

SAMPAH!

Kadang aku selalu bertanya. Apa yang aku lakukan itu salah? Apa yang ku lakukan itu merugikan orang? Iya gue tau gitu, di keluarga gue gak ada satu pun yang berkiprah ke seni. Tapi apa salah gue melakukan hal tersebut? Hello brother/sister, ini hidup gue, kalau gak suka. Ya enyah saja dari kehidupan ini.

Oke, kita ke topik lain. Ini tentang gue, bukan tentang si Anjing ataupun si Lalat itu. Gue itu orangnya kalau ada masalah, pengen nya curhat aja, kadang nulis begini, kadang nulis lau, kadang pun lewat orang. Bang Iki cengeng ya? Ya, gak lah.. cuma sedih doang! Hehe...

Gue itu selalu bertanya "Mau jadi apa?" nulis lagu tapi gak berani untuk rekaman. Dance juga gak banget kalau jadi prodancer. Tapi, ya balik lagi. terus usaha dan tak kenal kata menyerah. Hidup itu hrus di perjuangkan. Jangan terlalu percaya sama teman sob! Teman mu belum tentu mendukung apa yang kamu suka. Jadi jalani aja dengan sepenuh keyakinan mu. Terus semangat!